Saat berbelanja di marketplace, kadang pelanggan menerima produk yang rusak atau tidak sesuai deskripsi. Jika hal ini terjadi, biasanya pelanggan akan mengajukan pengembalian atau retur barang. Dalam akuntansi, transaksi retur ini perlu dicatat dengan baik agar tidak mengganggu arus keuangan dan persediaan barang.
Apa Itu Retur Penjualan dan Retur Pembelian?
Sebagai produsen, penting untuk menjaga kualitas barang dari proses produksi hingga pengiriman ke pelanggan. Namun, dalam kenyataannya, terkadang barang yang cacat atau tidak sesuai standar berhasil terkirim ke pelanggan. Proses pengembalian barang karena ketidaksesuaian ini dikenal sebagai retur barang. Mengutip dari SCM.edu, dalam logistik, retur barang adalah proses pengembalian dari pelanggan ke produsen yang bisa terjadi karena beberapa alasan, terutama terkait dengan ketidakpuasan pelanggan terhadap kualitas barang.
Perbedaan Retur Penjualan dan Retur Pembelian
Dalam akuntansi, retur dibagi menjadi dua jenis, yaitu retur penjualan dan retur pembelian:
Definisi
Retur Penjualan: Barang yang dikembalikan oleh pelanggan kepada penjual karena ketidaksesuaian atau kerusakan.
Retur Pembelian: Barang yang dikembalikan oleh perusahaan kepada pemasok karena ada cacat atau kerusakan.
Hubungan
Retur Penjualan: Melibatkan interaksi antara pelanggan dengan penjual.
Retur Pembelian: Melibatkan interaksi antara penjual dan pemasok.
Jenis Retur
Retur Penjualan: Dapat berupa pengembalian barang yang mengurangi piutang, pengembalian pembayaran, atau penggantian barang rusak.
Retur Pembelian: Biasanya terbagi menjadi pengembalian secara kredit atau tunai.
Retur penjualan dan pembelian adalah bagian penting dalam pengelolaan keuangan dan persediaan perusahaan. Dengan memahami perbedaan keduanya dan menggunakan software akuntansi yang tepat, perusahaan dapat mengelola retur barang dengan lebih efisien, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan menjaga akurasi laporan keuangan.
Comments